Friday 22 January 2010

Puisi


*KERAGUAN*
Dalam hitam…..
Terbalut kesunyian tanpa adanya kasih…
Lelah menelusuri hamparan atma yang tak bertepi…………
Angan bergelimang bersama putaran waktu yang terus memburu…
Risau  membaur….
Bersama endapan mimpi yang telah lama membelenggu….
Diam itu hitam…….Diam itu putih……
Warnai hari…..selimuti kerdilnya hati….
Nafsu terus mengejar….
Semaikan benih-benih….semunya kenikmatan….
Ruang itu tak lagi bersinar……namun masih ada….
Walaupun tak secerah mentari……
Asa itu seakan pergi….namun masih ada….
Walau hanya sanggup di lukiskan.

Copyright by : boerhannrossdale

Thursday 21 January 2010


Dalam sebuah perjalanan seorang ayah dengan puteranya, sebatang pohon kayu nan tinggi ternyata menjadi hal yang menarik untuk mereka simak. Keduanya pun berhenti di bawah rindangnya pohon tersebut.
“Anakku,” ucap sang ayah tiba-tiba. Anak usia belasan tahun ini pun menatap lekat ayahnya. Dengan sapaan seperti itu, sang anak paham kalau ayahnya akan mengucapkan sesuatu yang serius.
“Adakah pelajaran yang bisa kau sampaikan dari sebuah pohon?” lanjut sang ayah sambil tangan kanannya meraih batang pohon di dekatnya.
“Menurutku, pohon bisa jadi tempat berteduh yang nyaman, penyimpan air yang bersih dari kotoran, dan penyeimbang kesejukan udara,” jawab sang anak sambil matanya menanti sebuah kepastian.
“Bagus,” jawab spontan sang ayah. “Tapi, ada hal lain yang menarik untuk kita simak dari sebuah pohon,” tambah sang ayah sambil tiba-tiba wajahnya mendongak ke ujung dahan yang paling atas.
“Perhatikan ujung pepohonan yang kamu lihat. Semuanya tegak lurus ke arah yang sama. Walaupun ia berada di tanah yang miring, pohon akan memaksa dirinya untuk tetap lurus menatap cahaya,” jelas sang ayah.
“Anakku,” ucap sang ayah sambil tiba-tiba tangan kanannya meraih punggung puteranya. “Jadikan dirimu seperti pohon, walau keadaan apa pun, tetap lurus mengikuti cahaya kebenaran,” ungkap sang ayah begitu berkesan.
**
Keadaan tanah kehidupan yang kita pijak saat ini, kadang tidak berada pada hamparan luas nan datar. Selalu saja ada keadaan tidak seperti yang kita inginkan. Ada tebing nan curam, ada tanjakan yang melelahkan, ada turunan landai yang melenakan, dan ada lubang-lubang yang muncul di luar dugaan.
Pepohonan, seperti yang diucapkan sang ayah kepada puteranya, selalu memposisikan diri pada kekokohan untuk selalu tegak lurus mengikuti sumber cahaya kebenaran. Walaupun berada di tebing ancaman, tanjakan hambatan, turunan godaan, dan lubang jebakan.
“Jadikan dirimu seperti pohon, walau keadaan apa pun, tetap lurus mengikuti cahaya kebenaran.” (muhammadnuh@eramuslim.com)

Friday 15 January 2010

Jadi "PeDe" tanpa NARKOBA

Pada usia kita terkadang susah sekali utk menghindari dari ajakan/pengaruh dari teman-2 disekitar kita. Terkadang pengaruh-2 tersebut menjadi tekanan untuk kita,bentuk tekanan yg terjadi bisa menjadi positif ataupun sebaliknya. Apabila tekanan yg terjadi adalah positif maka kita akan berada didalam komunitas yg baik,misalnya kelompok pencinta alam,kelompok paduan suara dan sebagainya.

Agar kita dapat mengatasi tekanan yg sifatnya negatif,kita harus memiliki sikap percaya diri yg baik. Awal dari sikap percaya diri adalah mengenal diri kita sendiri,dalam berfikir,bertindak dan bersikap.

Pada saat kita percaya diri maka kita akan dengan mudah menggunakan hak kita untuk mengatakan TIDAK,sikap ini disebut ASERTIF,yaitu :
1.Berani bertindak atas dasar minatnya dan prinsip hidupnya tanpa rasa cemas dan takut.
2.Tidak bersifat agresif dan tidak menyerang hak-2 orang lain.
3.Tidak membiarkan orang lain mengambil keuntungan atas diri kita karena kita tidak berani mengatakan "tidak".

Mau tahu bagaimana caranya menjadi pribadi yg asertif? Yg paling dasar adalah kita memenuhi 3 komponen berikut ini :
1.Mengenal perasaan diri kita sendiri
2.Menyatakan perasaan dan hak-2 nya
3.Menjabarkannya ke dalam tindakan yg dikehendakinya

Dengan menjalankan ke 3 komponen diatas maka kita telah memiliki modal untuk menjadi pribadi yg percaya diri tanpa harus mengkonsumsi narkoba.